Breaking News

Indonesia Bisa Ekspor Kendaraan Angkutan Pertanian ke Argentina



BUENOS AIRES, KOMPAS – Indonesia berpotensi meningkatkan ekspor ke Argentina untuk mengurangi defisit neraca perdagangan dengan negara tersebut. Salah satu peluangnya adalah mengekspor kendaraan angkutan pertanian.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan hal itu saat bertemu dengan perwakilan Kamar Dagang Mercosur-ASEAN (MACC) di Kedutaan Besar RI untuk Argentina di Buenos Aires, Argentina, Senin (13/5/2019) sore waktu setempat. Dalam pertemuan itu, Enggartiasto didampingi Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Iman Pambagyo.

MACC adalah organisasi para pelaku usaha negara-negara Amerika Selatan dan negara-negara anggota ASEAN. Dalam pertemuan itu, MACC diwakili Presiden MACC Argentina Piet Verdult dan Wakil Presiden MACC Ign Alfredo R Amigorena.

Enggartiasto mengatakan, pertanian di Argentina sangat kuat dan ditopang dengan teknologi tinggi. Indonesia dapat mengekspor kendaraan angkutan pertanian dan traktor beserta suku cadangnya ke Argentina.

Selama ini Indonesia mengimpor hasil pertanian Argentina, terutama gandum dan kedelai. Untuk itu, Indonesia akan menawarkan produk-produk ekspor Indonesia guna menopang pertanian di Argentina.

“Kami yakin Argentina membutuhkan kendaraan angkutan pertanian. Kami akan mencoba menjajakinya. Selain itu, kami juga akan berupaya meningkatkan ekspor karet dan kopra ke Argentina,” kata dia.

Pertanian di Argentina sangat kuat dan ditopang dengan teknologi tinggi. Indonesia dapat mengekspor kendaraan angkutan pertanian dan traktor beserta suku cadangnya ke Argentina.

Kementerian Perdagangan mencatat, Argentina merupakan mitra dagang terbesar ke-2 Indonesia setelah Brasil di kawasan Amerika Selatan. Nilai total perdagangan Indonesia-Argentina pada 2018 sebesar 1,7 miliar dollar AS (sekitar Rp 23,8 triliun) atau meningkat 18 persen dibanding 2017.

Namun bagi Indonesia, tren perdagangan bilateral dengan Argentina justru turun sebesar 1,01 persen selama empat tahun terakhir, 2014-2018. Nilai ekspor Indonesia ke Argentina pada 2018 sebesar 238,3 juta dollar AS atau sekitar Rp 3,33 triliun, sedangkan impor Indonesia dari Argentina 1,4 miliar dollar AS atau sekitar Rp 19,6 triliun.


Neraca perdagangan Indonesia terhadap Argentina pada 2018 defisit sebesar 1,2 miliar dollar AS atau sekitar Rp 16,8 triliun. Defisit terbesar berasal dari impor bungkil dari kedelai sebesar 1,1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 15,4 triliun, serta biji gandum dan gandum senilai 143,9 juta dollar AS atau Rp 2,014 triliun.


Adapun ekspor utama Indonesia ke Argentina pada 2018 antara lain karet alam, mesin piston pembakaran, bagian dan aksesoris kendaraan bermotor, bagian alas kaki, dan alas kaki. Impor utama Indonesia dari Argentina selain bungkil, biji gandum, dan gandum adalah jagung, kapas, dan pipa baja.

Sebelumnya, Enggartiasto bertemu dengan Menteri Luar Negeri dan Kepercayaan Argentina Jorge Marcelo Fauire. Dalam pertemuan itu, Fauire menyatakan Argentina membuka diri bagi Indonesia untuk meningkatkan perdagangan dan investasi.


Verdult mengemukakan, pertanian di Argentina berkembang kuat dan menjadi penopang perekonomian. Dengan kondisi tenaga kerja yang terbatas, tanah yang luas, dan kondisi tanah yang sulit diolah, Argentina menerapkan pertanian berbasis teknologi tinggi.

“Tentu kami akan membuka diri jika Indonesia ingin meningkatkan kerja sama di sektor pertanian,” kata dia.

Dalam pertemuan itu, Iman berharap agar perwakilan MACC menjadi bagian dari tim kerja yang akan membahas studi kelayakan bersama tentang kerja sama perdagangan dan investasi Indonesia-Mercosur. Mereka bisa terlibat untuk memberikan masukan tentang potensi perdagangan dan investasi yang bisa ditingkatkan.

Dalam waktu dekat, Indonesia tidak akan membahas mengenai pembebasan tarif. Pembahasan tarif itu kemungkinan besar baru akan dibahas saat pembuatan draf kerja sama ekonomi komprehensif Indonesia-Mercosur.

“Pertama kami akan meningkatkan kerja sama dengan Argentina terlebih dahulu sebagai pintu masuk ke pasar Amerika Selatan. Sembari itu, kami akan menyelesaikan studi kelayakan bersama kerja sama perdagangan dan investasi Indonesia-Mercosure,” kata Iman.

No comments:

Powered by Blogger.