Ucapan Prabowo Tak Bisa Dipegang, Teriak Anti Asing Tapi Undang Media Asing
Berbagai
peluru sudah dimuntahkan kubu 02 untuk meraih ambisinya menetapkan
PRabowo-Sandi sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI. Santernya isu
kecurangan pemilu hingga mendelegitimasi KPU masih terus dihembuskan.
Trik lain lagi atau setidaknya bagian dari skenario babak baru
Prabowo mulai nakal dan semakin liar bermain di arus yang bisa menyeret
dirinya sendiri.
Kita masih ingat bahwa pada debat beberpa waktu lalu sebelum hari
pencoblosan, Prabowo mengatakan anti asing. Ia menyebut orang asing
tidak boleh terlalu membanjiri investasi di Indonesia, apalagi membawa
harta di dalam negeri ke luar negeri. Rakyat harus berdikari dan
sejahtera. Apa yang ada di negeri ini adalah untuk rakyat.
Lalu kini omongan yang kebablasan itu kini harus dijilatnya sendiri,
bagaimana tidak ia yang anti asing malah terbukti antek asing dengan
mengundang media asing ke kediamannya di Kertanegara.
Perkataan Prabowo tidak bisa dipegang seratus persen. Banyak juga
bohongnya. Bisa-bisanya Mantan Danjen Kpoassus ini mengundang asing ke
rumahnya karena masalah kecurangan pemilu.
Prabowo membesar-besarkan masalah kecurangan pemilu ke negara lain
sementara kita ribut dan dicap bahwa kemenangan Jokowi-Amin tidak sah.
Media memiliki fungsi dan tugas peliputan yang mengandalkan cover
both side, artinya pernyataan dari kubu Prabowo dalam menyoroti
penyelenggaraan Pemilu tak bisa serta merta menjadi konten pemberitaan
karena dibutuhkan sumber lain sehingga media tersebut memenuhi kaidah
jurnalistik.
Lalu untuk apa Prabowo menjelekkan urusan dalam negeri ke luar
negeri? Katanya nasionalis tapi kelakuannya malah justru menghancurkan
NKRI dengan mengaminkan spanduk ucapan Prabowo Presiden RI bertebaran di
setiap jalan. Ironis!
No comments: